Cara Merumuskan Masala


Perumusan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam penetuan tahap-tahap penelitian selanjutnya. Rumusan masalah dikatakan baik bila dapat menjadi petunjuk dalam pengumpulan data dan sinkron dengan judul penelitian. Terdapat dua macam rumusan masalah, yakni:
  • Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif merupakan rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri. Baik hanya pada satu variabel atau lebih. Contohnya: berapa lama daya tahan lampu pijar merek A? sehingga dapat diperoleh hipotesis deskriptif, H0 daya tahan lampu pijar merek A sama dengan 700 jam. Dan diperoleh Ha daya tahan lampu pijar merek A tidak sama dengan 700 jam.
  • Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah yang dalam penelitiannya membandingkan variabel (satu atau lebih) pada sampel atau waktu yang berbeda. Misalnya, Bagaimana perbedaan kedisiplinan PT. X pada departemen A dan departemen B?
  • Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya, apakah terdapat hubungan imbalan dengan motivasi kerja?
Terdapat beberapa cara dalam merumuskan masalah, antara lain a) rumusan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan; b) rumusan masalah jelas dan padat; c) rumusan masalah berisikan implikasi adanya data untuk memecahkan masalah; dan d) rumusan masalah merupakan dasar dalam membuat hipotesa.
Senada dengan pendapat tersebut di atas Nazir (1988: 143) mengungkapkan bahwa:
  • Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
  • Rumusan masalah hendaknya jelas, dan padat
  • Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
  • Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesa
  • Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 144-145) mengemukakan bahwa terdapat dua cara dalam memformulasikan masalah. Pertama, dengan cara menurunkan masalah dari teori yang telah ada. Dan kedua, mengadakan observasi secara langsung di lapangan. Setelah masalah tersebut diformulasikan maka langkah selanjutnya adalah membuat tujuan penelitian. Tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan tentang apa yang ingin dicari atau yang indin ditentukan. Tujuan penelitian di sini haruslah dinyatakan secara lebih spesifik daripada perumusan masalah. Jika masalah merupakan konsep yang masih abstrak, maka tujuan penelitian haruslah lebih kongkrit.

0 komentar:

Posting Komentar